Category Archives: Basic Electric

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Perawatan Battery

Cara perawatan battery baru
- Charge battery (isi battery) sesuai dengan rating yang tertera
- Periksa level ketinggian elektrolit battery sesuai batas yang dianjurkan pabrik
- Isi cairan elektrolit pada battery sampai skala specific gravitynya 1,225

Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas suatu rating battery
- Kemurnian dan kekuatan elektrolit battery
- Ukuran penampang platnya
- Jumlah plat tiap sellnya
- Tahanan yang ada dalam battery

Langkah-kangkah perawatan battery
- Terminal battery harus dibersihkan dan dikencangkan
- Battery sebaiknya dibersihkan setiap 50 jam menggunakan baking oda dan air tawar
- Lubang ventilasinya harus selalu bersih
- Pertahankan ketinggian elektrolit battery sesuai anjuran dari pabrik

Sensor Digital Vs Sensor Analog

Selain sensor frekuensi, pada alat berat juga terdapat sendor analog dan sensor digital. Berikut ini kita akan belajar mengenai sensor analog dan sensor digital tersebut. Kita mulai dari sensor digital. Pada sensor digital lebar pulsa sinyalnya digunakan untuk memberikan sinyal elektronik yang nilainya naik-turun kepada kontrolnya dengan menggunakan metode modulasi. Perbandingan sinyal “on” dan “off” atau disimbolkan 1 dan 0 akan berubah-ubah pada frekuensi tinggi, dan dapat sensor akan mengikutinya terus-menerus secara mekanis.

Nilai rata-rata “on” dan “off” pulsa itu akan menyebabkan perubahan tegangan dan arus, yang kemudian pulsa tersebut akan diterjemahkan sesuai dengan kebutuhannya oleh kontrol.

Rangkaian Sensor Digital

Sensor digital ini banyak digunakan untuk memantau aliran, temperature, tekanan, dan posisi. Jika dilihat dari fisiknya, sensor ini ukurannya lebih besar dari sensor analog, karena di dalamnya biasanya terdapat serangkaian komponen elektronik. Biasanya berisi Oscillator yang berfungsi untuk menyediakan input frekwensi nilainya kurang-lebih 5 Khz, comparator akan membandingkan antara 2 sinyal yang berbeda, untuk menghasilkan sinyal digital. Selanjutnya transistor NPN akan mengatur output dari sensor, atas perintah output comparator dalam menyediakan sinyal digital. Kemudian, sebuah Thermistor akan memantau parameter dengan cara merubah bilai resistansinya (tahanannya).

Troubleshooting sinyal digital
Kita dapat melakukan pengetesan, untuk dapat mengetahui bagus tidaknya suatu sensor. Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengetesan ini antara lain, 7X1710 probe group dan 9U7330 Fluke digital multimeter posisi sensor harus dalam keadaan terhubung dengan harnessnya.

Sensor Digital

Berikut ini langkah-langkah pengetesannya sensor digital:
Sambungkan probe ke konektor pada sensor. Sesuaikan antar pin dengan label huruf-hurufnya.
1. Pin A disambung dengan pin C. Tegangan suplainya 8 Volt atau 24 Volt.
2. Pin C disambung dengan pin B. Tegangannya DC 0,7 - 7,9 Volt.
3. Pin C disambung dengan pin B. Frekwensinya 4,5 - 5,5 kHz.
4. Pin C disambung dengan pin B. Duty cycle nya antara 5 % - 95 %.
catatan: Ketika nilai pengukuran di luar standar nilai yang tertera di atas, bisa dipastikan bahwa ada kerusakan pada sensor tersebut. Berikut ini gambar fisik sensor tersebut:

Sensor Digital 2

Sensor Analog
Sensor analog berbeda dengan sensor digital. Tidak hanya fisiknya saja yang berbeda, tetapi juga fungs, cara kerja, dan sinyal yang dikeluarkan. Sensor analog mengeluarkan sinyal berupa sinyal analog pula. Sinyal analog merupakan sinyal yang perubahannya secara perlahan dan terus menerus dan nilainya linier (proposional) yang dipantaunya, berikut ini gambarnya:

Sensor Analog

Output dari sensor analog berupa tegangan DC, nilainya berkisar 0 - 5 Volt. Bagian dalam sensor analog terdapat thermistor dan amplifier, yang fungsinya memproses sinyal output yang nilainya berkisar 0,2 - 4,8 Volt DC ketika temperaturenya normal.

Skematik Sensor Analog Untuk Temperatur

Jika sensor analog rusak, alat yang diperlukan sama dengan alat yang dibutuhkan untuk mengecek sinyal digital, yaitu 9U7330 DMM dan 7X1710 probe group. Kunci kontak harus dalam keadaan on, karena sensornya termasuk tipe sensor aktif. pada saat pengukuran, inputnya yaitu pin A ke pin B = 5 Volt DC, dan nilai sinyalnya dari pin C ke pin B = 1,99 - 4, 46 Volt DC. Jika angkanya tidak berkisar antara itu, maka bisa dipastikan sensor pada kondisi tidak normal.

Caterpillar juga memberikan indikasi pada kabel sinyal sensornya pada kedua ssensor tersebut, yaitu dengan: jika kabelnya putus kontrolnya, maka kabel akan mengeluarkan tegangan yang disebut build–up voltage. Pada sensor digital biasanya tegangannya sekitar 8 Volt dan pada sensor analog build–up voltage nya, tegangannya berkisar 6,3 Volt.

Sensor Analog ke Digital
Sensor tipe ini menggabungkan sensor digital dan sensor analog. Sensor analognya digunakan untuk mengukur parameternya, kemudian sinyal dikirim menuju converter, dan di dalam converter, sinyal akan dirubah menjadi sinyal digital (PWM) menuju ke kontrol elektronik. Troubleshooting sensor jenis ini sama dengan troubleshooting pada sensor digital. Gambar di bawah ini merupakan gambar sensor analog ke digital untuk memantau tekanan brake.

Sensor Analog ke Digital Untuk Brake