Pada alat berat, charging system memiliki dua tugas utama yaitu:
• Mengisi ulang (recharge) tegangan pada battery
• Mensuplay tegangan untuk perangkat elektronik
Ada 2 jenis sistem charging, yaitu charging DC (arus searah) dan charging AC (arus bolak-balik). Charging DC dihasilkan oleh generator AC yang dirubah menjadi DC menggunakan brush dan commutator. Sedangkan charging AC, menggunakan alternator yang menghasilkan output berupa arus AC kemudian rectifier diode mengubah arus AC menjadi DC.
System Charging DC
System Charging DC menggunakan komponen: commutator, brush, kutub–kutub, field winding, dan armature. Komponen-komponennya sama persis dengan starting motor, hanya saja prinsip kerjanya dibalik. Starting motor mengubah daya listrik menjadi daya gerak, sedangkan system charging mengubah gaya gerak menjadi gaya listrik. Berikut ini foto prinsip dasar generator DC.

Seperti artikel sebelumnya, jika suatu konduktor memotong medan magnet yang terjadi adalah induksi arus. Generator juga menggunakan prinsip induksi arus tersebut untuk menghasilkan arus listrik. Perubahan arah pada konduktor tersebut akan menciptakan perubahan polaritas dari
arus output konduktor, sehingga ketika engine (mesin) memutar generator, arus yang dihasilkan oleh konduktor tersebut berupa arus AC (alternating current) atau biasa disebut tegangan bolak balik. Karena yang dibutuhkan alat berat adalah arus DC, maka arus AC yang dihasilkan mau tidak mau harus dirubah menjadi arus DC (arus searah). Untuk mengubah arus AC menjadi DC, dilakukan oleh commmutator. Ketika konduktor memotong medan magnet di sekitar
kutub Selatan, arus yang dihasilkan konduktor akan menuju ke arah brush selanjutnya arus tersebut berpolaritas positip. Pada saat yang sama, ujung konduktor lainnya yang memotong medan magnet yang ada di sekitar kutub Utara. Arah arusnya akan menjauhi brush dan akibatnya arus tersebut berpolaritas negatip. Jika konduktor itu berputar 180 derajat, maka konduktor yang memotong medan magnet (garis gaya magnet) di sekitar kutub Selatan, akan mulai memotong medan magnet yang ada di sekitar kutub Utara. Dan begitu juga sebaliknya, arah arusnya pun berbeda pula. Tapi karena posisi brush-nya tetap (tidak ikut berputar), maka yang terjadi pada masing-masing brush hanya akan menerima 1 arah polaritas saja. Oleh karena itu output yang dihasilkan berupa arus DC (arus searah).
Ada 3 hal yang mempengaruhi besar kecilnya arus yang dihasilkan generator, diantaranya:
• Lemah/kuatnya medan magnet (semakin kuat magnet, akan menghasilkan arus yang semakin besar)
• Jumlah lilitan konduktor (semakin banyak lilitan, akan menghasilkan arus yang semakin besar)
• Kecepatan lilitan berputar (semakin cepat lilitan berputar, akan menghasilkan arus yang semakin besar)
System Charging AC
Prinsip kerja generator AC adalah memanfaatkan komponen alternator dan regulator. Alternator yang dimaksud di sini sama dengan generator. Keduanya sama–sama menghasilkan arus AC, tetap cara kerjanya yang berbeda. Pada alternator, kutub medan magnetnya berputar dan armaturenya tetap. Sedangkan generator kebalikannya, yaitu kutub medan magnetnya tetap dan armaturenya yang berputar. Pada alternator arusnya disearahkan menggunakan dioda. Dan fungsi dari regulator adalah untuk membatasi tegangan yang berlebihan, yang dialirkan ke battery. Dan juga untuk membatasi tegangan output yang dihasilkan alternator. Berikut ini adalah gambar dari alternator.

Jika dibandingkan antara alternator dan generator, mala alternator lebih baik dari generator. Hal ini dikarenakan alternator mampu menghasilkan arus yang tinggi meskipun putaran engine rendah. Dan juga alternator bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan bentuknya generator yang relatif besar. Jika dilihat dari sisi konstruksi, alternator kontruksinya sederhana, yaitu berupa gulungan electromagnet, dimana arusnya dikendalikan oleh regulator ber-transistor, dan gulungan (field winding) ini diputar oleh mesin (engine). Gulungan armaturenya berpola berbentuk bintang dimana jarak loop satu dengan loop yang lainnya adalah 120 derajat, dan memproduksi arus AC 3 phasa. Arus AC 3 phasa tersebut selanjutnya disearahkan oleh dioda. Berikut ini gambar rangkaian alternator:

Rangkaian Alternator
Regulator bekerja apabila kapasitas arus di battery kurang dari 24 volt). Jadi, transistor NPN yang ada di dalam regulator conduct akan mengalirkan arus dari field coil ke ground, sehingga medan magnetnya (magnetic field) akan menjadi kuat. Akibatnya output dari alternator akan tinggi dan battery akan mendapatkan suplay arus yang banyak hingga kapasitasnya akan mendekati maksimal. Pada kondisi tersebut, transistor akan merasakan kenaikan tegangan, sehingga dioda Zenernya “ON” (aktif) oleh penurunan tegangan (breakdown voltage), sehingga transistor NPN nya menjadi “OFF” (tidak aktif) dan arus dari field coil menuju ke ground akan terputus, akibatnya pada kondisi tersebut alternator tidak menghasilkan arus dan kapasitas batterynya akan terjaga stabil pada posisi maksimal. Berikut ini gambar charging system.
