Category Archives: Basic Mechanic

Mengenal Apa itu Under Carriage

Under carriage adalah komponen yang berada di bawah chasis yang bentuknya berupa rantai tempat berpijaknya unit. Under carriage juga merupakan rel dari final drive-nya.

FUNGSI UNDER CARRIAGE:

  1. Traction (tarikan)
  • Gaya yang dihasilkan oleh gesekan track dengan permukaan yang bertujuan agar unit bergerak
  • Daya cengkeram ban
  • Daya dorong
  1. Floatation (pengapungan)

Daya ambang keseluruhan unit yang ditopang oleh track. Berat unit ini dibagi oleh luas permukaan track secara merata.

  1. Mobility (pergerakan)

Berfungsi sebagai unit tumpuan untuk proses pergerakan.

  1. Steering (pengemudian)

Merupakan komponen akhir yang berguna untuk menggerakkan unit agar dapat berbelok ke kanan dan ke kiri.

undercarriage

Keterangan gambar:

  1. Track frame (warna biru)
  2. Track chain assembly (warna abu-abu)
  3. Front idler (warna maroon)
  4. Recoil spring (warna hijau)
  5. Final drive (warna magenta)
  6. Carrier roller (warna coklat)
  7. Sprocket (warna emas)
  8. Rock guards (warna kuning)
  9. Track roller (warna pink)
  10. Track guide (warna pink)

Apa itu Transfer Shaft

transfer shaft

Seorang mechanic alat berat harus memahami apa itu drive shaft, driving shaft, atau gardan shaft. Ketiganya merupakan golongan alat mekanik yang bertugas untuk memindah tenaga dari engine atau motor untuk dimanfaatkan untuk bekerja. Reaksinya berupa gerakan, putaran, atau action yang lainnya.

Hampir semua mesin atau motor menyalurkan tenaga gerak melalui putaran. Putaran ini linier dengan sumbernya, yaitu dari gerak linier piston di dalam mesin. Artinya, jika mesin berputar cepat, maka putaran tenaga gerak yang dihasilkan akan ikut membesar pula. Begitu juga sebaliknya, jika mesin berputar lambat, maka putaran tenaga gerak yang dihasilkan pun akan ikut melambat.

Drives shaft bertugas untuk meneruskan putaran dan pemindah torque (tenaga putaran). Drive shaft merupakan pemeran utama pada torsi dan tegangan puntir, dimana pada putaran komponen-komponen terdapat perbedaan antara gaya input dan beban objectnyanya. Sehingga drive shaft dituntut untuk kuat menerima tegangan puntir maupun torsi dari mesin maupun dari bebannya.

Drive shaft bentuk fisiknya berupa poros maupun tabung. Fungsi utamanya adalah sebagai media transmisi daya dari transmisi (mesin) menuju differential (beban). Nama lain dari drive shaft adalah propeller shaft. Drive shaft biasanya terbuat dari logam yang keras, baja misalnya. Drive shaft dibuat tanpa adanya sambungan ataupun tabung alumunium, agar kondisinya kuat, karena tugasnya sangat vital dan dibebani beban yang berat. Pada drive shaft terdapat universal joint yokes yang pada bagian ujungnya dilas. Agar bebannya tidak terlalu berat, maka ada beberapa pabrik yang menggunakan drive shaft yang bahannya dari carbon fiber atau epoxy. Ada kendaraan yang memiliki satu drive shaft, ada juga kendaraan yang memiliki dua buah drive shaft dan juga 3 universal joint. Pada alat berat, terdapat center support bearing yang gunanya adalah untuk untuk menghubungkan antara dua bagian kendaraan.

Mengenal Komponen Kontrol dan Komponen Output

Di dalam alat berat, komponen kontrol terdiri dari beberapa macam komponen layaknya sebuah komputer yang canggih. Beberapa komponen itu diantaranya: power supply (sumber tegangan), central processing unit (CPU) yang berfungsi sebagai “otak” dan memory untuk menyimpan data yangbberasal dari input sensor. Komponen kontrol ini akan memperoses sinyal yang dihasilkan oleh komponen inputnya. Jenis komponen kontrol yang digunakan disesuaikan dengan fungsi, serta jenis masukan (input) dan jenis keluaran (output) nya.

beberapa contoh alat kontrol elektrik yang ada pada alat berat:
Advance Diesel Management (ADEM) atau ECM Engine
Inputnya berasal dari sinyal yang diberikan oleh sensor analog, yang kemudian akan diproses untuk digunakan sebagai referensi dalam mengaktifkan komponen–komponen keluarannya (outputnya) yaitu solenoid waste gate, solenoid injector, lampu indicator, serta display gauge cluster.

ECM Engine atau Advance Diesel Management (ADEM)

Advance Diesel Management (ADEM) atau ECM Engine.

VIMS (Vital Information Monitoring System)
VIMS sering ditemui pada alat berat yang besar, seperti: large excavator, large whell loader, dan off highway truck. Fungsi VIMS adalah untukk memantau keseluruhan sistem dan memberika level peringatan (warning level). VIMS dapat diprogram untuk memanage sistem pelumasan mesin secara otomatis. VIMS mempunyai berbagai macam tipe, berdasarkan input sensornya, mengolah sinyalnya, serta cara membaginya ke komponen kontrol yang lain. Sinyal diposisikan sebagai referensi, yang dikirim melalui kabel data link menuju tampilan utama (main display). VIMS ini biasanya menggunakan battery Lithium yang tegangannya sebesar 3 Volt. Fungsinya untuk memback- up memory, jika dikawatirkan sewaktu-waktu dpat disconnect switchnya, atau ketika kontak diposisikan off. berikut ini adalah gambar dari VIMS.

VIMS (Vital Information Monitoring System)

VIMS (Vital Information Monitoring System)

EPTC (Electronic Programmable Transmission Control)
EPTC Biasanya dipakai untuk truck yang besar–besar di pertambangan. Fungsi EPTC adalah untuk mengatur kecepatan transmisi secara otomatis. Clutch transmisi di-engaged-kan pada rpm mesin dan kecepatan truck yang tepat. Oleh karena itu, ECM berkomunikasi dengan ECM engine untuk memperoleh data kecepatan putaran mesin. EPTC dilengkapi switch–switch yang berfungsi untuk mengakses problem–problem dan memprogram parameter yang ada didalamnya sesuai dengan kebutuhan kerja dari mesin.

EPTC (Electronic Programmable Transmission Control)

EPTC (Electronic Programmable Transmission Control)

Komponen Output
Sebagaian besar komponen–komponen kontrol dipakai untuk memberitahukan operator tentang status unitnya, di antaranya adalah: Display Data Link, Main Display Module, Indikator peringatan (Alert Indicators) serta actionnya berupa lamp/alarm.

Main Display Module

Main Display Module

Display data link memiliki 6 kabel sebagai kabel komunikasi. Komunikasi dari komponen–komponen display yang berisi micro processor. Komponen-komponen tersebut harus berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam format digital. Sedangkan Cat Data link hanya memiliki dua kabel untuk menghilangkan interferensi medan magnet.

Display Data Link

Display Data Link

Jenis Hydraulic Tank yang Biasa Dipakai Alat berat

Ada dua jenis hydraulic tank yang dipakai di alat berat, yaitu Pressurized Tnk dan Vented (Non-Pressurized) Tank. Berikut ini akan saya jelaskan satu persatu.

Pressurized Tank

Pressurized Tank
Pressurized tank bentuk fisiknya tertutup, sehingga atmospheric pressure (tekanan udara luar) tidak mempengaruhi tekanan yang ada di dalam tangki. Oli yang mengalir melalui sebuah system akan menyerap panas dan kemudian mengembang. Oli yang mengembang ini kemudian menekan udara yang berada di dalam tangki. Lalu udara yang dalam kondisi tertekan ini akan mendorong oli ke arah keluar dari tangki untuk kemudian dibawa menuju ke sistem.

Dalam pressurized tank terdapat vaccum relief valve. Vaccum relief valve mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama untuk mencegah kevaccuman dan fungsi yang kedua untuk membatasi tekanan maksimal dalam tangki. Vaccum relief valve akan mencegah ke-vaccum-an dengan jalan membuka tangki, dan membiarkan udara masuk jika tekanan tangki drop ke angka 3,45 kPa (.5 psi). Ketika tekanan dalam tangki mencapai kondisi vaccum relief valve pressure setting, maka valve akan membuka dan kemudian mengeluarkan udara yang terjebak didalam tangki menuju keluar tangki (atmosphere). Vaccum relief valve pressure setting bisa nilainya bervariasi, yaitu berkisar antara 70 kPa (10 psi) - 207 kPa (30 psi).

Komponen-Komponen tangki yang lain diantaranya:
- Filler Screen, yang berfungsi untuk mencegah kotoran yang berukuran besar masuk ke tangki ketika tutup tangki dibuka.
- Filler Tube, komponen yang mengatur agar tangki diisi pada level yang benar dan tidak overfilled.
- Baffles, berperan untuk mencegah kembalinya oil mengalir langsung ke bagian tangki outlet, dan memberikan jalan gelembung-gelembung udara yang ada di return oil naik ke atas. Baffles juga akan mencegah oli ter-aduk, karena jika oli teraduk, maka akan menghasilkan buih-buih yang mengganggu kinerja.
- Ecology Drain, berfungsi sebagai pencegah oli tercecer ketika kondisi proses pembungan air dan endapan-endapan dari dalam tangki.
- Return Screen, berfungsi untuk mencegah partikel yang lebih besar masuk ke dalam tangki, tapi tidak bisa return screen tidak mampu menyaring partikel yang berukuran halus.

Vented Tank

Vented Tank

Secara fisik, vented tank berbeda dengan pressurized tank, pada vented tank terdapat breather (lubang pernapasan). Breather ini akan mengijinkan udara masuk dan keluar dengan bebas. Atmospheric pressure di atas oli akan menekan oli dari tangki keluar menuju ke sistem. Pada breather terdapat screen yang mencegah kotoran masuk ke tangki. Gambar di bawah ini menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank.

Memahami Viscosity pada Oli

Viskositas (Kekentalan) adalah besarnya resistansi / hambatan terhadap oil untuk mengalir pada suhu tertentu. Jika oli atau zat cair lain mengalir dengan mudah berarti oli tersebut encer atau dengan kata lain memiliki nilai viscositas rendah. Begitu juga sebaliknya, jika oli tersebut susah mengalir, ali tersebut berarti kental, dan berarti nilai viscositasnya tinggi. Viskositas zat cair dipengaruhi oleh suhu. Ini seperti yang dikatakan hukum fisika “Jika suatu benda dipanaskan, dia akan memuai. Dan jika suatu benda didinginkan, maka akan menyusut.”. Artinya, benda cair jika dipanaskan, dia akan memuai, sehingga menjadi encer (viscositasnya menurun.) Dan sebaliknya, benda cair jika didinginkan, dia akan menyusut, sehingga menjadi kental (viscositasnya naik). Contoh mudahnya adalah ketika kita melihat minyak goreng diatas wajan, dia akan terasa kental. Tapi, jika kompor dinyalakan, dan minyak mendidih, maka minyak akan terasa encer jika diaduk-aduk.

Viscosity Index (Derajat Kekentalan)
Viscosity Index (VI) adalah Nilai kekentalan zat cair seiring dengan berubahnya suhu. Jika suatu zat cair tidak mengalami perubahan kekentalan yang siknifikan pada perubahan suhu yang relatif dalam rentang yang tinggi, maka zat cair tersebut digolongkan zat yang mempunyai Viskosity Index (VI) tinggi.

Jika suatu zat cair berubah menjadi lebih kental ketika suhu rendah (dingin) dan ketika suhu dinaikkan zat cair itu berubah menjadi sangat encer, maka zat cair tersebut digolongkan pada golongan zat cair yang mempunyai Viscosity Index (VI) rendah.

Rata-rata hydraulic system, fluida (zat cair) dengan Viscosity Index yang tinggi lebih diperlukan, dibandingkan dengan fluida yang mempunyai Viscosity Index rendah, karena fluida dengan Viscosity Index tinggi mempunyai kestabilan lebih baik.

Viscosity Index pada Petroleum Oil
Pada prinsipnya, semua petroleum oil akan menjadi lebih encer ketika suhunya dinaikkan. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, akan menjadi lebih kental. Jika index viskositasnya terlalu rendah, maka rawan terjadi banyak kebocoran melalui seal dan sambungan-sambungan pada alat berat. Sedangkan, jika index viskositasnya terlalu terlalu tinggi maka kemungkinan bocornya sedikit, tetapi aktifitas operasinya menjadi lebih berat, sehingga membutuhkan tenaga lebih (extra power) untuk menggerakkannya. Ini berarti, alat berat harus menggunakan fluida yang Viscosity Indexnya ideal, dalam artian, tidak rawan bocor, dan tidak memberatkan system. Viskositas dari petroleum oil dikenal dengan istilah SAE (Society of Automotive Engineers), misalnya: 5W, 10W, 20W, 30W, 40W, dst. Semakin besar angkanya, berarti cairan itu kental, dan susah untuk mengalir, dan cocok digunakan pada suhu yang tinggi, karena tidak mengalami perubahan yang signifikan ketika terjadi perubahan.